Kamis, 29 April 2010

Saya menyesal

“Saya menyesal ….” itu kata yang sering kita muncul bila kita melewatkan suatu kesempatan atau kita melakukan suatu tindakan bodoh yang merugikan orang lain. Pernah dengar pendapat seperti ini? jika sudah tua, kekecewaan itu bukan lantaran hal-hal yang belum dapatkan di masa depan, tetapi penyesalan karena kesempatan-kesempatan yang tidak diambil dan dilakukan di masa lalu serta perbuatan-perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan di masa lalu.

Penyesalan selalu datang terlambat. bagaikan seorang penyampai pesan yang datang terlambat untuk memberikan kabar. penyesalan selalu mengekor dibelakang kegagalan. ketika kegagalan muncul di panggung biasanya penyesalan akan memaksakan diri untuk tampil bersama. penyesalan akan membuat kegagalan menjadi malu di panggung dan penyesalan yang kemudian menjadi bintang utamanya.

kalau dalam hidup kita saat ini sedang mengalami kegagalan janganlah menyesal terlalu lama. karena kalau dibiarkan terlalu lama penyesalan akan membuat hidup kita tidak maksimal. biarkan penyesalan dtg tapi jgn biarkan dia menguasai hidup. mengutip pernyataan martin luther, “kita bisa membiarkan burung menjatuhkan kotorannya dikepala kita, tapi kita tidak boleh membiarkan burung tersebut membuat sarangnya di kepala kita”. Manusia memang perlu menyesali untuk sifat, perkataan dan perbuatan negatif yang keluar dari dirinya tp manusia tidak boleh membiarkan penyesalan mengatur hidupnya. setelah menyesal, manusia harus segera sadar dan bertobat lalu melanjutkan hidup, karena masih ada kesempatan untuk mengubah penyesalan tersebut menjadi kekuatan baru untuk melakukan kegiatan hidup yang bermakna bukan saja buat diri tetapi juga buat orang lain dan lingkungan sekitar.

Senin, 19 April 2010

Tuhan yang besar

Klu saya bertanya kepada orang-orang dalam setiap kesempatan berbicara di depan umum, apakah anda memiliki Tuhan yang besar? hampir semua mengatakan amiiiinnnn!!! atau apakah anda memiliki Tuhan yang baik? semua juga akan bilang amin, dengan suara yang nyaring dan yakin. lalu saya bertanya apakah kita bisa meminta sesuatu yang besar kepada Tuhan kita yang besar. semua bilang bisa. yah tentu saja bisa dan tentu itu boleh. siapa yang tidak mau meminta hal-hal yang besar dari Tuhan kita. bahkan DIA pasti memberikan yang terbaik buat kita. tetapi terkadang kita lupa untuk meminta sesuatu yang besar, kita juga harus menyiapkan kapasitas hati yang besar juga untuk menerima jawaban permintaan kita dan juga penolakan atas permintaan kita. klu kita tidak menyiapkan kapasitas hati yang besar untuk menerima jawaban permohonan, maka kita akan menjadi sombong dan lupa diri, bahwa sesungguhnya hati kita belum siap menerima sesuatu yang besar itu. lihatlah orang-orang yang mendapatkan kesempatan untuk menjadi sukses secara tiba-tiba, klu mereka tidak siap dalam hitungan bulan atau tahun orang tersebut akan tenggelam kembali karena memang dia belum siap untuk hal itu. byk juga yg tidak menyiapkan hati mereka untuk penolakan permohonan atau penundaan permohonan kepada Tuhan. akibatnya mereka menjadi kecewa dan luka batin dan lari dari Allah kemudian mencari cara singkat yang bisa dengan segera menjawab permohonan mereka. bisa ke orang pintar, paranormal, mjd koruptor, penjahat dan lain sebagainya.
ada hal lain yg lebih penting. klu kita memang mempunyai Tuhan yang besar, yang terbaik dan mau meminta hal yang besar serta terbaik dari Tuhan, maka kita juga harus berani memberi sesuatu yang besar dan terbaik bagi Tuhan. memberi bukan berarti Tuhan kita kekurangan. memberi bukan berarti Tuhan kesusahan. memberi disini artinya kita mau memberi diri kita, waktu kita, hidup kita kepada Tuhan. memberi disini juga bukan untuk Tuhan seutuhnya tetapi juga kepada ciptaan Tuhan yaitu sesama kita manusia. Tuhan juga hadir dalam hidup mereka. Oleh karena itu kalau kita sudah menerima sesuatu yang besar dari Tuhan, maka saya percaya kita juga berani untuk memberikan yang besar kepada orang-orang yang membutuhkan dan itu bisa dimulai dari keluarga. kita bisa memberikan waktu kita buat orangtua, anak, saudara. kita bisa memberikan perhatian buat mereka yang sedang kehilangan. kita bisa memberikan pertolongan buat mereka yang membutuhkan. ahhh.... alangkah indahnya bila manusia bisa hidup seimbang seperti itu. disatu sisi berani untuk meminta yang besar tapi disisi lain juga berani untuk memberi yang besar. kiranya renungan ini memberkati kita semua.

Jumat, 16 April 2010

Pendidikan usia dini

Sesuai dengan pandangan yang berlaku secara umum bahwa anak dilahirkan membawa bakat yang baik, maka pendidikan yang baik adalah pengembangan bakat anak secara maksimal melalui pembiasaan, latihan, interaksi dengan alam, permainan, partisipasi dalam kehidupan, serta penyediaan kesempatan belajar dan belajar selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pendidikan usia dini harus diawali dari rumah. karena rumah merupakan rumah pertama bagi anak untuk bertumbuh dan berkembang. di dalam rumah itulah yang berisi keluarga, seorang anak untuk pertama kali mengenal kasih sayang dan kehangatan. dalam sebuah keluarga seorang anak mendapat banyak pengalaman baru dan pertama dalam hidup mereka.
Pendidikan diartikan sebagai proses reorganisasi dan rekonstruksi (penyusunan kembali) pengalaman sehingga dapat menambah efisiensi individu dalam interaksinya dengan lingkungan dan dengan demikian mempunyai nilai sosial untuk memajukan kehidupan masyarakat. alangkah sedihnya jika seorang anak yang seharusnya mendapatkan pengalaman baru dan pertama dalam hidup mereka justru ternodai oleh karena keadaan keluarga. sedari dini mereka mendengar keributan orang tua mereka, sedari dini mereka jarang mendapat sentuhan orangtua mereka, sedari dini mereka tidak mendapat rasa secure dari keluarga dan yang paling parah sedari dini mereka belajar untuk melakukan kejahatan. Orangtua merupakan pendidik awal dan diharapkan melalui orangtua, seorang anak akan belajar tentang arti mencintai, menolong, peduli dengan sesama sejak usia dini. jangan diserahkan kepada baby sitter seluruh kehidupan anak, karena baby sitter hanya membantu orangtua untuk mengasuh anak bukan dijadikan orangtua angkat dalam hidupnya.
saya pribadi sedih bila melihat tayangan televisi belakangan ini. contoh kasus terakhir adalah ketika media menyiarkan secara langsung kerusuhan di daerah tanjung priok. saya melihat ada begitu banyak anak yang dibiarkan oleh orangtuanya melihat kegiatan sporadis seperti itu baik di tempat maupun melalui layar kaca. apa yang mereka lihat itu terekam dan masuk ke alam bawah sadar dan bila itu tidak bisa di filter dengan baik maka yang terekam adalah bahwa kegiatan sporadis itu benar untuk membela diri.
well, belakangan ini saya memang tertarik dengan pendidikan. karena dalam pendidikan inilah seorang pendidik dan nara didik sama2 belajar. pendidik belajar untuk memberikan materi yang baik dan benar sesuai dengan kurikulum yang ada, sedangkan naradidik belajar untuk menyerap dan mempraktikan pelajaran yang didapat. sebagai seorang anak muda tentunya saya berharap bisa memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan. setidaknya melalui tulisan ini bisa menolong orang lain untuk menyadari arti pendidikan bagi anak di usia dini.
mari kita mendidik dan dididik dengan baik supaya di masa mendatang di Indonesia ini akan lahir generasi yang bisa menjadi generasi unggulan dan menjadi berkat bagi bangsa lainnya.

Rabu, 14 April 2010

Potensi hidup manusia

Ada sebuah penelitian menarik yang diadakan oleh Benyamin s. Bloom, professor pendidikan dari universitas chicago. Dia menemukan fakta yang cukup mengejutkan:
- Ternyata 50% dari semua potensi hidup manusia terbentuk ketika kita berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun.
- Lalu 30 % potensi berikutnya terbentuk pada usia 4 – 8 tahun.

Ini berarti 80% potensi dasar manusia terbentuk di rumah, justru sebelum mulai sekolah. Akan seperti apa kemampuannya, nilai-nilai hidupnya, kebiasaannya, kepribadiannya, etika, dan sikapnya … semua 80% tergantung pada orang tua. Sadar atau tidak. Baik “dibentuk” secara sengaja atau pun tidak sengaja!

Artinya, siapa kita atau akan jadi siapa anak kita, akan bagaimana cara berpikir dan bersikapnya ditentukan sepenuhnya oleh informasi dan pengetahuan apa yang tersimpan di otak bawah sadar. Panca indera adalah pintu masuk yang langsung masuk ke pusat kecerdasan anak. Apapun yang kita dengar, apapun yang kita lihat, apapun yang kita rasakan, semua langsung tersimpan di otak bawah sadarnya. pernah tidak kita menyadari akan hal ini. ternyata kita adalah hasil dari sebuah proses yang telah terjadi dari didikan orang tua kita. mungkin kita merasa saat ini kita adalah produk gagal. kita adalah hasil dari kesalahan didikan orang tua kita. tetapi kita tidak perlu menyesal terlalu lama, karena siapapun kita saat ini, kita adalah pribadi yang sangat berharga bagi Tuhan.

nah mumpung belum terlambat bagi saya yang belum menikah dan belum punya anak, tentunya saya akan berusaha membuat perubahan bagi generasi dibawah saya. tentunya tidak berdasarkan kekuatan atau kemampuan saya tetapi semua berdasarkan pimpinan dan anugerah Tuhan. dari informasi yang didapat ini tentunya juga akan meolong pembaca untuk berhati-hati dalam membesarkan anak apalagi bila anaknya saat ini dalam usia o-8 tahun. tentunya anda dan saya tidak mau bila anak kita mengalami degradasi moral oleh karena didikan yang salah dari orang tua. mari kita berubah untuk perubahan yang akan datang

Senin, 12 April 2010

Belajar dari PRT dlm mengiring Tuhan

Pembantu Rumah Tangga (PRT) merupakan pekerjaan untuk kasta rendah itu salah satu tulisan yang saya baca. entah mengapa sang penulis memberikan statement seperti itu. apakah dia merasa mempunyai posisi tinggi atau memang stigma itu sdh muncul dari jaman dahulu.
terlepas dari statement seperti itu, sebenarnya pekerjaan PRT itu cukup mulia juga. mereka yang bekerja sbg PRT selalu bangun lbh awal dan tidur lbh malam dari majikannya. memang ada beberapa PRT yang suka melawan atau tidak bisa bekerja dengan baik bahkan ada yang berpura-pura menjadi PRT untuk melakukan kejahatan. tapi PRT yang sungguh2 bekerja dengan baik biasanya meninggalkan kesan yang mendalam bagi majikannya. teman saya mempunyai PRT yang diasuh dari usai 0 smpi umur 26 dan punya anak masih tetap ada. dia berhenti oleh karena sdh tua dan mau plg urus lahan di kampung. dia meninggalkan kesan mendalam bagi keluarga teman saya. ada byk kasus seperti ini.
PRT sgt dibutuhkan di kota-kota besar. walaupun scr kuantitas jumlah perempuan yg mjd PRT cukup banyak dan dibutuhkan, namun perlindungan terhdp profesi ini msh belum baik. masalah yg srg timbul dan dihadapi oleh PRT adalah gaji yg tidak dibayar, jam kerja yg tidak manusiawi, pelecehan dan kekerasan secara seksual, pendiskriminasian dalam rumah tangga baik secara psikis, ucapan, dll. PRT menjadi tempat terendah dalam suatu keluarga. PRT menjadi tempat kekesalan majikan. kalau mengutip ucapan Yesus: "Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya." (Markus 10: 43-44). Ucapan Yesus ini klu didengar oleh para PRT pasti memberikan kesejukan dihati mereka dan mereka tahu bhw pekerjaan mrk juga mulia dan mrk akan bekerja semakin baik lagi.
Berarti kalau kita mau menjadi besar berarti kita harus siap seperti PRT. melayani sesama kita dan mau menjadi hamba. siap menerima bntk2 ketidakadilan yg juga sering dialami PRT tp tdk dlm masalah pelecehan seksual, mgkn bntk seperti umpatan, gosip yg gk enak, kurang istirahat, byk berkorban, tidak dianggap, dll. namun masalahnya byk org ingin menjadi besar tp tidak mau belajar untuk menjadi hamba. tidak mau susah. mau langsung menjadi tuan dan nyonya.
semoga saja mereka gk lsg dikutuk Tuhan hehe..... kiranya kita sedikit sadar bhw kita juga tidak jauh beda dengan PRT yg ada dirumah dalam mengiring dan melaksanakan perintah Tuhan. kita adalah hamba bagi Tuhan kita yang besar dan bila ingin menjadi besar bersiaplah menjadi hamba bagi sesama.

Kamis, 08 April 2010

Memberi pengampunan, menerima pengampunan

Seorang wanita muda bernama Sally mengingat pengalamannya ketika dia berada di kelas seminari yang diberikan oleh gurunya, Dr. Smith. Ia berkata bahwa Dr. Smith terkenal dengan caranya menguraikan obyek pelajaran-pelajarannya dengan cara yang unik.

Suatu hari, Sally berjalan ke ruang seminari dan dia berpikir hari ini mereka akan bersenang-senang karena ia menemukan ada papan target yang besar dan ada banyak anak panah (dart) di meja sebelah papan tersebut. Dr. Smith meminta para murid-muridnya untuk menggambar wajah orang-orang yang tidak mereka sukai, atau membuat mereka marah. Ia akan mengijinkan para murid ini untuk melemparkan anak-anak panah ke gambar orang-orang tersebut.

Salah seorang teman Sally menggambar wajah orang yang telah merebut pacarnya. Dan seorang temannya yang lain menggambar wajah adik laki-lakinya. Sedangkan Sally menggambar wajah sahabat lamanya, bahkan sangat detil termasuk gambar jerawat di wajahnya. Sally sangat senang dengan keseluruhan efek gambar yang telah dibuatnya. Seluruh kelas mengantri dan mulai melemparkan dart. Beberapa murid bahkan melemparkan dart dengan kekuatan penuh sehingga target mereka terkoyak-koyak.

Tiba giliran Sally, dan ia sangat kecewa karena waktu yang terbatas. Dr. Smith telah meminta murid-murid untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Pada saat Sally duduk dan berpikir betapa marahnya ia karena ia tak sempat melemparkan satu pun dart ke targetnya.

Dr. Smith mulai melepas target-target tersebut dari papan target. Dan di belakang papan target tersebut ada gambar Yesus. Suasana langsung menjadi sunyi-senyap pada saat setiap murid memandang gambar Yesus yang terkoyak-koyak; banyak lubang dan serpihan-serpihan yang memenuhi wajah-Nya bahkan mata-Nya tertusuk..

Dr. Smith hanya mengatakan kata-kata ini : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40).

Tidak ada kata-kata lain yang perlu diucapkan lagi; air mata mulai merebak di setiap sudut mata para murid sementara mereka memandangi gambar wajah Kristus yang terkoyak-koyak.

Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20)

Banyak orang sibuk merencanakan hal-hal indah di bulan kasih ini, namun jika saja kebencian dan ketidakmampuan untuk mengampuni tetap dipertahankan, maka kita tidak ubahnya tengah melemparkan paku-paku dart ke tubuh Yesus, pribadi yang mati bukan untuk orang baik, namun untuk orang berdosa, bukan menyembuhkan orang yang sehat, namun datang untuk mereka yang sakit.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8)

Minggu, 04 April 2010

STOP TERIAK2

ada cerita menarik dari artikel yang baru saja saya baca. ada kebiasaan menarik yang ditemui pada penduduk primitif yg tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yg letaknya di Pasifik Selatan, yakni mereka suka meneriaki pohon. bingungkan? ngapain coba pohon diteriakin. ternyata mereka berteriak ke pohon apabila ditemui pohon dengan akar2 yang kuat dan sulit untuk dijatuhkan dengan kapak supaya pohon itu mati. loh kok bisa? hmm... caranya gmana? begini, ada beberapa penduduk yg lbh kuat dan berani akan memanjat ke atas pohon kemudian bersama dgn penduduk yg ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya ke pohon itu. mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih 40 hari. dan yg terjadi sungguh aneh bin ajaib. pohon yg diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering. setelah itu dahan2nya juga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan. nah sekarang apa yg bisa dipelajari dari kebiasaan penduduk primitif ini? mereka membutikan bhw teriakan2 yg dilakukan thdp mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.
nah apakah teriakan yg sama thdp mahkluk hidup seperti manusia akan punya efek juga? coba sedikit renungan...pernahkah kita berteriak kepada anak kita? " Ayo Cepat!!, Bego banget sih!!, Begitu aja gak bisa!!, BERISIK!!!!!!!, Jangan main disini atau jangan pegang yang itu, Dll...
atau kepada pasangan hidup karena kita merasa sakit hati? atau atasan kepada bawahan? Guru kpd murid? atau kepada teman yg bodoh, pemalu, minder, cacat, dsbnya.. pokoknya dengan teriakan dan bersifat kasar... bgmn dengan keadaan mrk saat ini bila mereka setiap hari mendengar teriakan kita?
Well, kita hrs ingat.. setiap kali kita berteriak pada seseorg krn merasa jengkel, marah, terhina, terluka, atau emosi negatif lainnya, ingatlah dgn penduduk solomon yg primitif ini. mereka berteriak ke pohon yg sulit ditebang dan perlahan-lahan mematikan 'roh' yg ada pada pohon itu. jadi setiap kali kita berteriak kpd seseorg, kita mulai mematikan roh pd org yg kita cintai. kita mematikan roh yg mempertautkan hubungan kita, roh yg melekatkan hubungan sesama.
jadi, ketika msh ada kesempatan untuk berbicara baik2, cobalah utk mendiskusikannya spy tidak ada kesalahpahaman dan tdk perlu teriak2.
Bukankah Teriakan, hny digunakan tatkala kita bicara dgn org yg jauh jaraknya. nah, org yg marah dan emosional menggunakan teriakan2 pdhl jarak mrk hanya beberapa belas centimeter dan itu menandakan, meskipun secara fisik mrk dekat tapi sebenarnya hati mereka bgt jauh. itulah sebabnya mereka perlu BERTERIAK.
dengan berteriak hny ada 2 kemungkinan balasan yg kita terima. pertama, kita akan dijauhi, kedua kita akan mendapatkan teriakan balik sbg balasannya. jadi kita bisa menciptakan sedikit kedamaian atau suasana surga baik di rumah, sekolah, kampus, kantor bahkan tempat ibadah tanpa harus TERIAK2. mudah kan......