Rabu, 18 Juni 2008

semangat baru

setelah kantor ditinggal salah seorang staff senior. kini tinggal kami staff junior yang bekerja dan tinggal satu staff super senior kami. saya dipercaya untuk menggantikan posisi yang baru yaitu bidang keuangan dan marketing training. nah ini pengalaman baru saya dalam bidang ini. tapi ada motivasi yang membuat saya menikmati pekerjaan ini yaitu motivasi belajar akan hal-hal yang baru. nah kemarin ini ada semangat yang diberikan oleh pak Jul (selaku atasan) dalam pekerjaaan saya. well semangat ini saya perlukan sekali untuk memasuki dunia yangbaru bagi saya. terlebih staff super senior kami juga ikut membantu dalam pelaksanaan tugas walau hanya sedikit hehehe..... yah namanya juga usaha baru saya harus berusaha beradapatasi. udah ya...

Selasa, 10 Juni 2008

mementingkan hubungan

Beberapa waktu yang lalu adik rohani saya datang ke gereja sambil menangis terisak. Saya bertanya ada apa? Dia bilang, “ Hp saya hilang koh”. Lalu dia menangis kembali. Saya kemudian berusaha menenangkan dia. Nah baru-baru ini saya juga mengalami hal yang sama dengan dia. dua minggu yang lalu saya mengalami kejadian yang sama persis. Hp saya diambil tanpa sepengatahuan saya alias dicuri. Menjengkelkan sekali. Lalu seminggu yang lalu saya mengalami kejadian yang sama namum kali ini bukan dicuri tapi Hp tersebut jatuh dan terbelah menjadi 3 bagian. Namun bedanya dalam kasus saya, tidak ada suara tangisan hehe….
Ada kejadian lucu waktu Hp yang pertama itu hilang. Teman kantor menghibur saya dengan kalimat yang seperti ini, “mungkin kamu sedang dipersiapkan untuk menghadapi kehilangan yang lebih besar”. Dan anda tahu kalimat itu menjadi nyata karena Hp saya yg kedua memang lebih mahal dari yang pertama. Rasanya sedih, kecewa, kesal dengan peristiwa itu semua. Karena banyak nomor penting yang juga turut hilang. Saya sempat bertanya pada Tuhan, “Tuhan saya salah apa ya?” (kalimat klasik yang sering diucapkan orang Kristen bila mengalami kejadian yang tidak mengenakkan secara berurutan). Tapi sesegera mungkin, pertanyaan itu segera saya hilangkan. Karena menurut saya ini karena kecerobohan saya saja. Namun bukan itu inti ceritanya.
Sewaktu adik rohani saya sudah selesai menangis setelah kehilangan Hp, dia mengucapkan satu kalimat yang membuat saya terdiam beberapa saat. Katanya begini,” koh kenapa yah, kok aku kehilangan hp nangisnya sampai begini, tapi kalau aku kehilangan hubungan sama Tuhan aku biasa saja”. Hmm… kalimat simple tapi mengandung arti yang sangat dalam. Sering kita mengalami hal yang seperti ini bukan?. Ketika kehilangan barang/benda yang kita anggap berharga atau sudah menjadi bagian dari hidup kita, rasanya kita marah/merasa bersalah karena tdk hati2 atau tidak menerima keadaan tersebut. Sedangkan kalau kita kehilangan suatu hubungan entah itu dengan orangtua, anak, kakak, adik, pasangan kita, mertua, menantu terlebih hubungan dengan Tuhan, kita menganggap itu hal yang wajar dan sama sekali tidak ada rasa bersalah. Pernah merasa seperti ini?
Muncul kalimat pertanyaan, Bukankah barang/benda yang hilang atau rusak kita dapat segera menggantinya dengan yang baru? Lalu bagaimana dengan hubungan yang rusak atau mungkin hubungan tersebut sudah hilang? Rasanya akan sulit sekali memperbaiki hubungan tersebut kalau tidak ada rasa saling memiliki dan kerendahan hati untuk bisa menerima satu dengan yang lain.
Refleksi untuk kita saat ini adalah apakah kita mempunyai hubungan/komunikasi yang baik dengan orangtua/anak/kakak/adik/pasangan kita/mertua/menantu atau bahkan dengan Tuhan? Mungkin kita harus kembali membangun hubungan yang baik dengan mereka sebelum semua itu menjadi terlambat dan tidak bisa diperbaiki kembali.
Kiranya tulisan ini memberkati kita semua.